Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Macam – macam Paragraf

Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas mengenai paragraf yang baik. Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai macam-macam paragraf yang sering kita jumpai. Di antaranya adalah :


1. Narasi

paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.

2. Deskripsi

paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat. Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan.

3. Eksposisi

paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya.
Ciri-cirinya: ada informasi

4. Argumentasi

paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.

5. Persuasi

paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu.
Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu (provokatif).



http://basasin.blogspot.com/2009/06/macam-macam-paragraf.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Topik, Tema, dan Judul

Topik
Topik berasal dari kata Yunani “topoi”. Topik disebut juga pokok pembicaraan. Dalam suatu karangan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menyampaikan maksudnya. Topik karangan adalah hal yang menjadi bahan pembicaraan dalam sebuah tulisan.

Topik karangan harus bermanfaat, layak dibahas, menarik, dikenal baik, bahan mudah didapati, tidak terlalu luas, dan terlalu sempit.
Topik berbeda dengan tema. Topik bermakna pokok karangan (pokok pembicaraan atau permasalahan), sedangkan tema diartikan sebagai landasan penyusunan karangan. Topik terlebih dahulu dibuat dibandingkan tema.

Topik yang baik harus memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Topik harus menarik untuk dibahas, bahkan sebaiknya mengangkat hal-hal yang sedang hangat berkembang di masyarakat. Selain untuk menarik perhatian pembaca, topik yang menarik juga dapat memberi semangat untuk penulisnya dalam menyelesaikan tulisan tersebut. Jangan sampai sebelum tulisan selesai, sang penulis merasa bosan karena topik yang dicari sangat terbatas atau karena topik tersebut tidak menarik lagi untuk dibahas.

2. Dikuasai penulis
Penulis sebaiknya memiliki pengetahuan yang baik mengenai topik yang akan dibahasnya.

3. Menarik dan aktual

4. Topik sebaiknya tidak terlalu luas, tapi juga tidak terlalu terbatas.
Tujuannya agar pembahasan mengenai topik dapat dilakukan dengan mudah terutama dalam hal mencari sumber-sumber mengenai penulisan topik tersebut.


Tema

Merupakan suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Jika dihubungkan dengan topik, maka tema dapat diartikan sebagai suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.

Sama seperti topik, dalam memilih tema juga harus semenarik mungkin. Selain itu, tema yang baik juga memenuhi beberapa syarat berikut :

1. Tema sebaiknya dikenal atau dikuasai oleh penulis.
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam.
Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.


2. Bahan untuk membahas tema tersebut mudah ditemukan.
Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
3. Sebaiknya dibatasi ruang lingkupnya
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.



JuduL

Judul merupakan suatu perincian atau penjabaran dari topik. Bahkan judul yang spesifik biasanya sudah dapat menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Judul sering disebut juga kepala tulisan.

Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.
Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.

Judul karangan sebaiknya
1. Singkat
2. padat
3. menarik perhatian pembaca
4. (sebaiknya) menggambarkan garis besar / inti masalah.

Syarat judul yang baik :
1. Asli, artinya judul tersebut belum pernah digunakan untuk tulisan lain yang pernah ada.

2. Relevan, artinya judul yang dipilih harus berhubungan dengan karangan yang ditulis.

3. Judul jangan terlalu sederhana, sehingga dapat ditebak oleh pembaca. Sebaiknya munculkan rasa penasaran pembaca saat mereka membaca judul tulisan Anda.

4. Singkat
5. Tiap kata diawali dengan huruf kapital kecuali konjungsi dan preposisi.
6. Tanpa tanda baca di akhir judul
7. Menarik
8. Logis
9. Sesuai dengan isi karangan / tulisan


Judul dibagi menjadi dua,yaitu :
1. Judul langsung, merupakan judul yang memiliki hubungan yang jelas terlihat dengan bagian utama tulisan.
2. Judul tak langsung, judul ini tidak memiliki hubungan langsung dengan berita yang disajikan tapi menjiwai seluruh isi karangan / tulisan.






::Source::
http://freezcha.wordpress.com/
http://iaibcommunity.wordpress.com/
http://astutimulefa.blogspot.com/2010/04/topik-tema-dan-judul.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Paragraf

Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran. Paragraf mempunyai gagasan utama yang dituangkan dalam bentuk kalimat topik. Bagi penulis, gagasan utama itu merupakan pengendali isi paragraf, sedangkan bagi pembaca, gagasan utama menjadi kunci pemahaman karena merupakan rangkuman isi paragraf.
Paragraf terdiri atas beberapa kalimat yang berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi paragraf yang merenggang dan paragraf yang bertakuk. Gagasan utama dinyatakan di dalam kalimat topik. Salah satu kalimat dalam paragraf merupakan kalimat topik, selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi memperluas keterangan, memperjelas, menganalisis, atau menerangkan kalimat topik.

Fungsi paragraf adalah sebagai berikut :
1. Sebagai penanda ide atau gagasan baru.
2. Sebagai pengembangan lebih lanjut tentang ide sebelumnya.
3. Sebagai penegasan terhadap ide/gagasan yang telah diungkapkan sebelumnya.

Untuk membuat suatu paragraf yang baik, pastikan hal-hal berikut ini ada dalam paragraf yang Anda buat :
1. Kesatuan (unity)
Artinya dalam sebuah paragraf hanya ada satu kalimat gagasan saja. Kalimat ini yang nantinya akan dikembangkan. Jika diperlukan adanya gagasan tambahan, sebaiknya gagasan tambahan itu harus dapat memperkuat gagasan utamanya dan jangan terlalu berlebihan agar tidak menutupi gagasan pokok yang ada sebelumnya.

2. Kepaduan (koherensi)
Disebut memiliki kepaduan jika paragraf tersebut memiliki hubungan timbal balik antar kalimatnya. Pembentukan kepaduan ini biasanya menggunakan kata penghubung intrakalimat seperti karena, sehingga, jika, maka, tetapi, sedangkan dan lainnya. Selain itu digunakan juga kata penghubung antarkalimat seperti kemudian, namun, selanjutnya, dan lainnya.

3. Ketuntasan
Paragraf yang baik harus tuntas, artinya paragraf tersebut telah mencakup semua yang diperlukan dalam menyampaikan gagasan utama. Paragraf dikatakan tuntas tidak dilihat dari panjang pendeknya paragraf tersebut. Jika pararaf tersebut telah mampu menyampaikan topik yang dimaksud, maka paragraf tersebut dapat dikatakan telah tuntas.

4. Konsistensi sudut pandang
Paragraf yang baik harus dapat mempertahankan sudut pandang yang telah dipilihnya dari awal hingga akhir cerita. Hal ini juga bertujuan agar pembaca tidak bingung dalam memperoleh informasi dan memaknai sebuah paragraf yang dibacanya.

5. Keruntutan
Yang disebut prinsip keruntutan pada dasarnya adalah menyajikan informasi secara urut, tidak melompat-lompat sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran penulis. Untuk paragraf itu yang menggunakan model urutan tempat, misalnya, hendaklah informasi tentang objek itu disajikan secara horizontal, seolah-olah pandangan mata penulis bergerak dari arah kiri ke kanan, atau sebaliknya atau bisa juga secara vertikal dari bawah keatas atau sebaliknya. Yang penting adalah bahwa informasi disajikan secara berurut berdasarkan dimensi ruang.






::Source ::
1. http://cuplis.net/
2. http://ryansikep.blogspot.com/2009/12/pengertian-dan-persyaratan-paragraf.html
3. http://karangan-dhesy.blogspot.com/2008/04/syarat-pembentukan-paragraf.html
4. http://nugrahantiwindi.blogspot.com/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA

Dalam Bahasa Indonesia, kita mengenal satuan bahasa seperti kata, frase, kalimat, dan lain-lain. Kalimat dalam bahasa Indonesia memiliki struktur berbeda-beda sesuai dengan jenis kalimatnya. Kalimat merupakan kumpulan kata dalam wujud lisan atau tulisan yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau pendapat kepada orang lain. Suatu kalimat bisa terdiri dari beberapa unsur seperti subyek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Keberadaan unsur-unsur ini dalam sebuah kalimat ini lah yang menyebabkan perbedaan struktur tiap kalimat.
Untuk dapat disebut sebagai kalimat sempurna, dalam sebuah kalimat minimal harus memiliki subyek dan predikat.

Disebut subyek jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Merupakan jawaban atas pertanyaan “apa” atau “siapa” kepada predikat.
2. Biasanya diikuti dengan kata “itu”,”ini”, dan “yang” (sebagai pembatas antara subyek dan predikat).

Disebut predikat jika memenuhi ciri-ciri berikut :
1. Menimbulkan pertanyaan “apa” atau “siapa”.
2. Berupa kata “adalah” atau “ialah”.
3. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas seperti “telah, sudah, sedang, belum, akan”. Dapat diletakkan di depan verba atau adjektiva.

Disebut objek jika memenuhi ciri-ciri :
1. Berada setelah predikat.
2. Dapat menjadi subjek pada kalimat pasif.
3. Didahului dengan kata bahwa.

Predikat yang berupa verba intransitif (berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.

Ciri-ciri pelengkap :
1. Terletak di belakang predikat.
2. Merupakan jawaban dari predikat untuk pertanyaan “apa”.

Sedangkan untuk ciri-ciri keterangan adalah dapat terletak dimana saja dalam kalimat.

PERBANDINGAN POLA KALIMAT
1. Kalimat Tunggal
Merupakan kalimat sederhana, yang biasanya tersusun atas unsur subyek dan predikat atau hanya berupa satu klausa saja.

2. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (subyek dan predikat) dan keduanya saling tergantung atau memiliki derajat yang sama.
Ciri-ciri :
a. Kedudukan pola kalimat sama derajatnya
b. Penggabungan disertai perubahan intonasi
c. Mengandung kata tugas atau penghubung sebagai pembeda kesetaraan.
d. Pola umum uraian jabatan kata :S-P+S-P.

Jenis majemuk setara :
a. Setara sejalan (menggunakan “dan”, “serta”, “lagipula”)
b. Setara memilih
c. Setara berlawanan
d. Setara menguatkan (misalnya “bahkan”)
e. Setara sebab akibat

3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat yang terdiri atas dua atau lebih unsur inti namun salah satu bagian merupakan bagian yang lain atau memiliki derajat yang berbeda yang biasa disebut anak kalimat dan induk kalimat.
Disebut anak kalimat jika klausa tersebut dilekati oleh konjungsi dan disebut induk kalimat jika tidak dilekati konjungsi.


FRASE
Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.

Sifat frase :
1. Merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
2. Merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa.

Macam-macam frase :
1. Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase ini terbagi menjadi 3 golongan yaitu :
a. Frase endosentrik koordinatif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, yang dapat dibuktikan dengan kemungkinan untuk menghubungkannya dengan kata penghubung.
b. Frase endosentrik atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara, sehingga tidak dapat dihubungkan dengan konjungsi.
c. Frase endosentrik apositif, yaitu frase yang atributnya berupa aposisi atau keterangan tambahan.

2. Frase eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.

3. Frase nominal, frase verbal, frase bilangan, frase keterangan

a. Frase nominal, yaitu frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.
b. Frase verbal, yaitu frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.
c. Frase bilangan, yaitu frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
d. Frase keterangan, yaitu frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata keterangan.
e. Frase depan, yaitu frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai aksinnya.

4. frase ambigu adalah kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda tersebut dinamakan ambigu.


KLAUSA

Adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek dan keterangan sera memiliki potensi untuk menjadi kalimat. Unsur intinya adalah subjek (S) dan predikat (P).

Klausa digolongkan berdasarkan :
1. unsur intinya
2. ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat.
3. Kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ragam / Variasi Bahasa Indonesia

Setelah mengetahui fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia dalam berbagai sudut pandang, kita pun perlu mengetahui ragam / variasi Bahasa Indonesia. Keragaman bahasa ini disebabkan karena adanya keragaman situasi, kondisi, waktu, dan hal-hal lain yang memerlukan penyesuaian bahasa. Keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang dinamakan ragam bahasa.

Ragam ini ada beberapa macam, yaitu
Ragam bahasa berdasarkan media/sarana :
1. Ragam Bahasa Lisan
Adalah bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap dengan fonem sebagai unsur dasar. Ragam ini berhubungan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Pengguna bahasa lisan (pembicara) dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka (mimik), gerak tangan atau isyarat untuk menyampaikan maksud pembicaraannya. Yang termasuk ragam ini antara lain ragam percakapan ragam pidato, ragam kuliah, dan ragam panggung.

Ciri-ciri ragam bahasa lisan adalah :
a. Memerlukan kehadiran orang lain sebagai lawan bicara
b. Unsur gramatikal tidak terlihat atau dinyatakan secara lengkap
c. Terikat ruang dan waktu
d. Dipebgaruhi oleh tinggi rendahnya suara (intonasi)
Kelebihan ragam bahasa lisan :
a. Penggunaannya dapat disesuaikan dengan situasi
b. Lebih efisien
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekanan suara dan gerak anggota badan untuk lebih memperjelas maksud pembicaraannya kepada pendengar.
d. Pembicara dapat segera mengetahui reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
Kelemahan ragam bahasa lisan :
a. Berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
b. Pembicara seringkali mengulang beberapa kalimat.
c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan dengan baik, terlebih orang yang telah terbisa menggunakan bahasa daerah setempat dalam berbahasa lisan.
d. Aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

2. Ragam Bahasa Tulis
Merupakan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ragam ini berhubungan dengan tata cara penulisan dan kosakata yang menuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, pilihan kata yang tepat, penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar.
Yang termasuk ragam tulis adalah ragam teknis, ragam undang-undang, ragam catatan, dan ragam surat-menyurat

Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu.
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Kelebihan ragam bahasa tulis :
a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
b. Biasanya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, memberikan informasi yang dapat menambah pengetahuan pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis :
a. Tidak ada alat atau sarana untuk memperjelas pengertian bahasa lisan, sehingga tulisan harus disusun dengan sebaik-baiknya.
b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.

Ragam bahasa lain adalah ragam bahasa fungsional yaitu ragam bahasa yang dihubungkan dengan profesi , lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya serta dikaitkan juga dengan keresmian keadaan pengunaannya.

Ada 3 ragam bahasa fungsional, yaitu :
1. Ragam Bahasa Bisnis
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis yang digunakan oleh para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya.

Ciri-ciri ragam bahasa bisnis :
a. Menggunakan bahasa yang komunikatif
b. Bahasanya cenderung resmi
c. Terikat ruang dan waktu
d. Membutuhkan keberadaan orang lain

2. Ragam Bahasa Hukum
Yaitu bahasa yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hukum, dan mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri maka bahasa hukum Indonesia harus memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

Ciri-ciri ragam bahasa hukum :
a. Gaya bahasanya khusus
b. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaraan dan ketaksaan
c. Objektif dan menekan prasangka pribadi
d. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran.

3. Ragam Bahasa Sastra
Merupakan ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra.

Ciri-ciri :
a. Memakai kalimat yang tidak efektif
b. Menggunakan kalimat yang tidak baku
c. Rangkaian kata yang digunakan bermakna konotasi

Ragam bahasa lainnya misalnya
Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan meliputi:
1. ragam undang-undang
2. ragam jurnalistik
3. ragam ilmiah
4. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
5. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
6. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
7. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).


:: Source ::
http://id.wikipedia.org
http://princessniemoss.blogspot.com/
http://organisasi.org/taxonomy_menu/2/32

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS