76% wanita Korea berumur 20-30 tahunan sudah operasi plastik
25% ibu-ibu Korea menyuruh anak 12-16 tahunnya untuk operasi plastik
27,4% lulusan universitas yang sedang mencari kerja merasa ga PD untuk job interview karna alasan penampilan fisik mereka95% orang korea yang punya lipatan di kelopak mata itu hasil oplas semua.
Tapi jangan dikira demam operasi plastik ini cuma diderita cewe-cewe. Ternyata, 40% pasien di klinik operasi plastik di Korea adalah kaum pria!
Dengan semakin majunya teknik bedah plastik yang kini telah mampu membuat hasil operasi se'alami’ mungkin, berubahnya pandangan masyarakat—pria khususnya—terhadap operasi plastik dan meningkatnya kesadaran pria akan penampilannya, kini telah banyak pria mengunjungi dokter bedah plastik untuk minta sedot lemak, mengecilkan payudara, memancungkan hidung, memperbesar kelopak mata atau ‘mempermak’ bagian lain dari wajahnya.
Bahkan, ada pula yang ingin memperbesar penisnya dengan bedah plastik. Sebagai tambahan, biaya operasi yang kian terjangkau juga dapat diperhitungkan sebagai salah satu faktor pendukung. Yang jelas, tampaknya operasi plastik kosmetik telah mulai mendapat tempat di hati pria, terutama mereka yang peduli pada penampilannya.
Meski demikian, pertimbangan pria mengenai segi kosmetis dari bedah plastik ini agak berbeda dengan wanita. Bila wanita cenderung memilih bedah plastik untuk meningkatkan nilai estetik dari suatu bagian tubuhnya--yang terkadang normal-normal saja, pria memilih bedah plastik untuk menutupi atau mengatasi kekurangan dari suatu bagian tubuhnya yang memang kurang sempurna.
Dunia ini emang ada-ada aja. Yang namanya manusia tidak pernah puas emang. Setelah berputar-putar di belahan bumi sebelah sini, mari kita melirik belahan bumi sonoan dikit. Di negara-negara Timur Tengah, trennya operasi plastik beda lagi. Kalo orang sana sukanya operasi untuk ngecilin mata sama naikin ujung luar matanya ke atas (supaya mirip kayak mata orang-orang Cina gitu lho). Sama satu lagi yang ngetren juga, motong hidung supaya tidak terlalu mancung.[khe khe khe ya ampyunn gak bersyukur banget sih!)
EVOLUSI KECANTIKAN
Bagaimanapun juga, sejak zaman dahulu kala, (kebanyakan) perempuan biasa “berkorban” untuk kecantikan. Coba lihat saja, perempuan-perempuan Mesir kuno zaman Cleopatra atau Nefertiti, seperti juga ratu-ratu Jawa kuno, memiliki ramuan-ramuan perawatan tubuh tersendiri untuk membuat kulit tubuh lebih halus dan cantik.
Kalau itu baru sebatas perawatan tubuh, masyarakat Eropa zaman Victoria punya cara tersendiri untuk membuat tubuh terlihat ramping. Mereka menggunakan pakaian dalam khusus, seperti korset yang cara pemakaiannya harus diikat dengan sangat kuat (terkadang memerlukan bantuan lebih dari dua orang) pada pinggang dan perut untuk memberikan aksen pinggang kecil nan ramping.
Kaum perempuan Cina zaman dahulu mengikat telapak kakinya sampai kaki-kaki mereka tidak mampu berkembang lagi. Sebab perempuan yang cantik ketika itu adalah perempuan yang memiliki kaki yang sangat kecil dan berjalan berjinjit-jinjit. Atau pada tahun 50-an, kaum perempuan berlomba-lomba mogok makan dan membuat tubuh mereka menjadi sekuruskurusnya, sampai mengidap penyakit Anorexia. Era ini disebut era Twiggy, sebagai dedikasi kepada sang panutan, super model Twiggy yang super kurus.
Kisah-kisah di atas adalah beberapa kasus derita kaum perempuan dari masa ke masa untuk menjadi cantik. Penderitaan yang tak jarang akhirnya menjurus pada kematian.
Perempuan memang sering kali terjebak dalam pemahaman kecantikan yang dikonstruksikan oleh masyarakat. Kecantikan pun kerap berbeda dan berubah-ubah, tergantung pada masyarakat dan kurun waktunya. Di Dayak, Kalimantan, tato di tubuh perempuan-perempuannya menyimbolkan kecantikan mereka. Demikian pula dengan anting-anting besar dan berat yang dipasang di lubang telinga mereka hingga membuat lubang telinga mereka semakin besar dan memanjang ke bawah.
Gelang-gelangan yang dipasangkan di leher menjadi simbol kecantikan beberapa suku di Afrika. Semakin banyak gelang-gelang tersebut, semakin panjang leher mereka, maka semakin cantiklah mereka.
Negara yang berasaskan agama seperti Irak pun tak luput dari praktik operasi plastik. Operasi plastik dilakukan kaum perempuan untuk memercantik diri bagi suami, atau untuk mendapatkan pasangan hidup. Operasi plastik yang paling populer dilakukan adalah memperkecil hidung.
Inilah gambaran evolusi kecantikan sampai saat ini. Simbol kecantikan bisa diperoleh dengan lebih mudah dan lebih instan. Cukup di meja operasi. Cuma, mungkin ideom “suffer for beauty” masih akan tetap abadi.
http://akaikuro.multiply.com/journal/item/16/Plastic_Surgery_in_Korea_Japan_and_China
0 komentar:
Posting Komentar