1.Teknologi Speech Recognition
Speech recognition adalah suatu pengembangan teknik dan sistem yang memungkinkan komputer untuk menerima masukan berupa kata yang diucapkan. Teknologi ini memungkinkan suatu perangkat untuk mengenali dan memahami kata-kata yang diucapkan dengan cara digitalisasi kata dan mencocokkan sinyal digital tersebut dengan suatu pola tertentu yang tersimpan dalam suatu perangkat.
Kata-kata yang diucapkan diubah bentuknya menjadi sinyal digital dengan cara mengubah gelombang suara menjadi sekumpulan angka yang kemudian disesuaikan dengan kode-kode tertentu untuk mengidentifikasikan kata-kata tersebut. Hasil dari identifikasi kata yang diucapkan dapat ditampilkan dalam bentuk tulisan atau dapat dibaca oleh perangkat teknologi sebagai sebuah komando untuk melakukan suatu pekerjaan.
2.Cara Kerja Speech Recognition
Teknologi Speech Recognition yang dikembangkan sejak sepuluh tahun lalu menghadapi dua pilihan, yakni menangkap percakapan terputus (kata per kata) atau percakapan tersambung (per kalimat). Komputer sebenarnya lebih mudah memahami suara untuk kata per kata, yang di antara masing-masing kata terdapat jeda, namun kebanyakan orang lebih menyukai jika teknologi ini mampu menangkap sebuah percakapan normal.
Untuk mengubah percakapan menjadi teks on-screen atau perintah tertentu, komputer melakukan beberapa langkah yang kompleks. Ketika berbicara, Anda mengeluarkan getaran di udara. Kemudian, analog-to-digital converter (ADC) yang ada di soundcard menerjemahkan gelombang analog ini menjadi data digital yang dapat dimengerti oleh komputer.
Untuk melakukan hal tersebut, sistem Speech Recognition melakukan sampling atau digitizing suara dengan cara mengambil ukuran yang paling pas dari gelombang. Sistem menyaring suara yang telah didigitalkan tersebut dan membuang gangguan (noise), dan kadang-kadang memisahkannya ke dalam pita frekuensi yang berbeda. Frekuensi adalah panjang gelombang suara, yang terdengar oleh telinga manusia sebagai tinggi nada (pitch) yang berbeda.
Sistem ini juga menormalkan suara, atau mengaturnya ke dalam tingkat volume yang tetap, terkadang juga mendatarkan suara. Manusia tidak berbicara dalam kecepatan yang sama sehingga suara harus diatur dengan kecepatan yang sama dengan sampel-sampel template suara yang tersimpan dalam komputer.
Langkah selanjutnya adalah memecah sinyal menjadi bagian-bagian kecil, dengan durasi seperseratus detik, atau bahkan seperseribu pada kasus bunyi-bunyi konsonan atau mati. Konsonan memberhentikan produksi suara dengan menghalangi aliran gelombang pada bidang vokal, seperti “p” atau “t”.
Program di komputer kemudian mencocokkan bagian-bagian kecil ini dengan fonem yang dikenal dalam bahasa tertentu. Fonem adalah elemen terkecil dalam sebuah bahasa, merepresentasikan suara yang kita hasilkan, dan merangkainya ke dalam bentuk ujaran yang memiliki makna.
Tahap berikutnya kelihatan sederhana, tapi pada dasarnya merupakan proses yang paling susah diselesaikan, sekaligus merupakan inti dari sebagian besar penelitian di bidang Speech Recognition. Komputer memeriksa fonem-fonem dalam konteks (hubungan) dengan fonem-fonem lain yang menyertainya.
Komputer menjalankan alur (plot) melalui sebuah model statistika yang kompleks, dan membandingkannya dengan koleksi kata, frase, dan kalimat yang telah dikenal. Program Speech Recognition selanjutnya menentukan apa yang mungkin dikatakan oleh pengguna, dan juga mengetikkannya sebagai teks atau mengeluarkannya sebagai perintah pada komputer.
3.Implementasi
Contoh yang paling sederhana pemanfaatan teknologi Speech Recognition adalah voice dial yang sempat menjadi fitur andalan ponsel-ponsel high-end akhir dekade yang lalu. Sedangkan pengaplikasian mutakhir teknologi ini dapat dijumpai pada layanan call center, kemudian secara otomatis komputer akan memberikan solusinya.
Penerapan Speech Recognition juga dapat ditemukan pada beberapa aplikasi komputer yang memungkinkan kita mengetik dokumen tanpa harus memencet tombol-tombol keyboard. Cukup dengan mendiktekan kalimat-kalimat, kemudian secara otomatis komputer akan mengetikkannya. Banyak software yang dirancang untuk mengetikkan apa yang kita katakan melalui microphone, seperti iListen untuk komputer Mac, dan software ViaVoice keluaran IBM.
Dari teknologi mobile, Samsung Electronics saat ini sedang bekerja pada pengembangan versi berikutnya dari platform mobile bada untuk smartphone. Salah seorang eksekutif Samsung mengatakan bahwa mereka ingin menjadikan bada sebagai alternatif software terbaik untuk Google Android.
Samsung sangat serius dalam pengembangan software bada setelah beberapa produk Android mereka terkena imbas dalam sengketa perang paten dengan Apple sehingga tidak bisa dijual di beberapa negara Eropa dan Australia. Selain itu pembelian Motorola Mobility oleh Google juga dikhawatirkan dapat mengurangi ketergantungan pemilik Android itu pada pemasok hardware lainnya, termasuk Samsung. Samsung saat ini telah memiliki keuntungan dari popularitas Android sehingga menjadi perusahaan terdepan yang bersaing untuk menantang Apple di pasar smartphone.
Versi terbaru dari bada 2.0 yang diresmikan pada bulan Februari kemarin, memiliki dukungan mobile-payment, Wi-Fi Direct, Web App dan fitur baru lainnya. Lee mengatakan bahwa perusahaannya belum memutuskan kapan akan memperkenalkan versi terbaru dari bada berikutnya atau berapa banyak software akan berubah.
Samsung juga mengembangkan teknologi pengenalan suara (voice-recognition) yang dapat digunakan untuk fitur yang mirip dengan layanan terbaru Siri milik Apple, kata Lee. Siri, yang termasuk dalam fitur unggulan Apple iPhone 4S terbaru, memungkinkan pengguna meminta update cuaca, membuat janji pada kalender atau mengirim pesan dengan suara.
Sumber : http://badaindonesia.blogspot.com/
http://togaptar.wordpress.com/tag/speech-recognition/
SPEECH RECOGNITION
Perkembangan Industri Telematika di Indonesia
Melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), investasi telematika diproyeksi meningkat jadi Rp 30,5 triliun di tahun 2014, dari nilai investasi yang tengah berjalan 2011 ini yang berjumlah Rp 6,2 triliun.
"Hari ini semua menteri industri terkait telah sepakat untuk menjadikan ICT dan infrastruktur broadband sebagai enabler pertumbuhan ekonomi di Indonesia," kata Eddy Satria, Asdep Utilitas dan Telematika Kemenko Perekonomian, dalam acara Indonesia Broadband Economy Forum, di Hotel Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (21/9/2011).
Menurut Eddy, komitmen pembangunan ICT broadband ini penting agar Indonesia di kemudian hari mampu bersaing dengan negara lain seperti China, Korea Selatan, bahkan Amerika Serikat.
Dari nilai Rp 30,5 triliun yang diproyeksikan di 2014, mayoritas investasi masih datang dari raksasa BUMN telekomunikasi Telkom, dengan nilai Rp 21 triliun untuk pembangunan backbone fiber optik. Sementara Rp 5 triliun lainnya datang dari PT INTI untuk pengembangan fiber optik.
Investasi lain dari Telkomsel Rp 2 triliun untuk pembangunan broadband city di 40 kota, dan Rp 2 triliun lagi dari Indosat yang membangun fiber optik dan meluncurkan satelit baru di slot orbit 150,5. Sedang sisanya, datang dari investasi Xirca yang membangun pabrik perangkat base station dan CPE untuk Wimax 16m dan LTE, serta PT Hariff untuk Wimax 16e dan 16m.
Untuk investasi on going tahun ini, yang tercatat oleh MP3EI adalah XL Axiata yang tengah gencar membangun jaringan 3G dengan nilai Rp 6 triliun, Xirca untuk pengembangan Wimax 16d dan 16e sebesar Rp 30 miliar, kerjasama Xirca-Huawei untuk pabrik perangkat base station dan CPE Rp 45 miliar, dan Rp 50 miliar dari Hariff untuk Wimax Nomadic.
Pembangunan backbone fiber optik Sumatera-Kalimantan yang dibangun oleh Bakrie Telecom sebesar Rp 60 miliar juga tercatat oleh MP3EI. "Sayangnya Bakrie belum mau membuka semua. Mereka masih menjaga kerahasiaan data investasi mereka," pungkas Eddy.
::Sumber::
http://forum.kompas.com/telekomunikasi/42362-bisnis-telematika-indonesia-melesat-rp-30-5-triliun-di-2014-a.html
Telematika untuk Mengatasi Kemacetan
Di Indonesia kondisi tersebut lebih parah! Karena, bahan bakar bersubsidi digunakan kalangan pemilik mobil lama (lebih boros konsumsi bahan bakarnya) dan kendaraan umum berhenti di sembarang tempat dan menyebabkan kemacetan (makin boros lagi).
Inovatif
Untuk mengurai kemacetan yang membuat tingkat stres pengemudi makin tinggi, kini Pemerintah Amerika Serikat berencana meningkatkan penggunaan telematika. Oleh karena itu, lembaga semacam dinas perhubungan darat di negara tersebut, yaitu U.S. Federal Highway Administration, berharap telematika bisa mengurangi kemacetan. Lembaga tersebut telah melakukan tes di lapangan dan mendanai proyek untuk membantu memperoleh ide-ide baru.
Dijelaskan, membatasi orang menggunakan mobil—mengurangi kemacetan—ternyata bukan solusi tepat. “Apakah pemerintah federal mau membayar orang untuk tidak mengunakan mobilnya?” ujar Allen Greenberg, Senior Policy Analyst di US Department of Transportation Federal Highway Administration.
Lembaga yang dipimpinnya telah mendanai sejumlah proyek inovatif. “Kami tertarik dengan inovasi, ingin sesuatu yang baru. Kami sedang mencoba insentif agar orang mau mengurangi penggunaan mobil dan menghemat bahan bakar. Tujuan akhirnya mengurangi kemacetan dan meningkatkan keselamatan,” lanjutnya.
Dijelaskan, berdasarkan sebuah penelitian oleh provider data lalu lintas, Inrix, disimpulkan, pengurangan 3 persen jarak tempuh akan menurunkan kemacetan 30 persen. “Jika anda ingin menurunkan kemacetan sampai 30 persen dengan membangun jalan baru, biayanya pasti lebih besar lagi,” tegas Greenberg.
PAYDAYS
Salah satu konsep yang dieksplorasi disebut PAYDAYS (Pay As You Drive and You Save). Konsep dapat diterapkan dengan sistem telematika karena tujuan dan gerakan kendaraan bisa dilacak dengan mudah.
Mark Grant, Development Director at InsureTheBox, sebuah provider independen, mengatakan, konsep bayar tersebut dapat dijalankan berdasarkan operasional kendaraan. Bahkan perusahaan asuransi dan lembaga pemerintah ingin membantu konsep tersebut.
Metode pay-as-you-drive akan mengurangi jarak tempuh kendaraan. “Jika orang pergi berlibur dan menggunakan mobil sejauh mungkin, mereka dikenai biaya lebih besar,” kata Grant.
Dijelaskan pula, untuk memantau jarak perjalanan, dilakukan dengan mengubah cara pemeliharaan jalan tol dan mendanai infrastruktur lainya. Sedangkan elektrifikasi kendaraan (penggunaan mobil listrik) tidak cocok dengan sistem tersebut. Pasalnya, dana untuk membangun jalan berasal dari pajak bahan bakar.
“Kami sedang mencari bentuk baru, difokuskan untuk memantau pengemudi,” kata Grant. Ia mengatakan, di negara-negara Eropa, salah satunya Belanda, telah menerapkan sistem biaya jalan tol berdasarkan jarak tempuh.
:: Sumber ::
http://otomotif.kompas.com/read/2010/12/03/13170466/Telematika.untuk.Mengatasi.Kemacetan
Perbedaan Rancangan Terstruktur dan Rancangan Berorientasi Objek pada Perancangan Sistem Informasi
Perbedaan Perancangan Terstruktur dan Perancangan Berorientasi Objek :
1. Definisi
Perancangan Terstruktur adalah aktivitas mentransformasikan suatu hasil analisis ke dalam suatu perencanaan untuk dapat diimplementasikan ( diotomasikan).
Perancangan berorientasi objek adalah Suatu teknik atau cara pendekatan baru dalam melihat permasalahan dan sistem (sistem perangkat lunak. Sistem informasi, atau sistem lainnva). Pendekatan berorientasi objek akan memandang sistem yang akan dikembangkan sebagai suatu kumpulan objek yang berkorespondensi dengan objek-objek dunia nyata.
2. Tools yang digunakan
Terstruktur :
· DFD( Data Flow Diagram ).
- Kamus Data
- Entity Relationship Diagram (ERD)
- State Transition Diagram (STD)
Perancangan Berorientasi Objek :
- Object Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented Design (OOD) dari Peter Coad dan Edward Yourdon [1990].
- Object Modeling Technique (OMT) dan James Rumbaugh, Michael Blaha, William Premerlan, Frederick Eddy dan William Lorensen [1991].
- Object Oriented Software Engineering (OOSE) dan Ivar Jacobson [1992].
- Booch Method dan Grady Booch [1994].
- Sritrop dan Steve Cook dan John Daniels [1994].
- UML (Unified Modeling Language) dari James Rumbaugh. Grady Booch dan Ivar Jacobson [1997].
3. Kelebihan :
Terstruktur :
- Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam manajemen proyek
- SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer.
- Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.
- SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.
- SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan.
- SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan
- SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti.
Berorientasi Objek :
- Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem
- Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
- Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
- Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
- Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).
- Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).
- Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
- OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
- Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
4. Kekurangan
Terstruktur :
- SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
- Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD
- Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
- Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
- Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
- Pada SAAD sulit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
- SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
- SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).
Berorientasi objek :
- Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
- Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
- Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
- Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
- Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
- OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
- Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).
Sumber :
http://supriliwa.wordpress.com/2010/05/07/perbandingan-metode-terstruktrur-dan-obyek-oriented-pada-pengambangan-sistem-informasi/
Contoh Implementasi Wi-Fi
Charger Tenaga WiFi dengan AirNergy
Airnergy merupakan suatu alat charger atau pengisian ulang suatu batre. Airnergy merupakan sebuah kotak kecil yang dapat mengambil energi listrik yang ada di udara. Dan udara tersebut haruslah mengandung sinyal Wifi sehingga dapat diambil energi listriknya. Airnergy ini dipamerkan pada ajang Consumer Electronic Show (CES) tahun 2010.
Pada stan CES,airnergy ini didemokan untuk mengisi Hp blackberry yang berisikan batre 30% dan diisi dengan airnergy sampai penuh membutuhkan waktu 90 menit, dan hanya menggunakan sinyal Wifi yang menyalurkan energi listrik.
Jika anda berada di suatu tempat yang mengandung sinyal Wifi maka airnergy ini akan otomatis bekerja. Airnergy ini lebih beik dibandingkan charger pengisi ulang tenaga surya karena hanya bias mengisi di waktu siang saja,dan apabila malam tidak bisa.
Airnergy ini sangat cocok bagi seseorang yang di rumah nya terdapat sinyal Wifi, yaitu dengan meletakan batre di dalam Airnergy maka batre tersebut akan terisi sendiri. Airnergy ini akan dijual pada musim panas tahun ini dan kisaran harga nya 40 Dollar dan perusahaan yang membuatnya juga mengikutsertakan video tutorial.
:: Sumber::
http://shirogadget.com/airnergy-charger-tenaga-wifi/
Layanan Telematika
Telematika merupakan singkatan dari telekomunikasi, media, dan informatika. Ketiga istilah ini tentu sudah tidak asing di dunia IT. Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
Kemajuan teknologi membuat kemajuan di bidang telematika ikut berkembang pesat.
Karenanya layanan telematika dapat dengan mudah kita jumpai di berbagai bidang kehidupan, misalnya :
- Bidang Informasi
Misalnya wartel dan Warnet (warung internet) memainkan peranan penting dalam masyarakat. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di daerah kota maupun desa, bagi pelanggan yang tidak memiliki akses sendiri di tempat tinggal atau di tempat kerjanya.
- Bidang Keamanan
Layanan telematika juga dimanfaatkan pada sector-sektor keamanan seperti yang sudah dijalankan oleh Polda Jatim yang memanfaatkan TI dalam rangka meningkatkan pelayanan keamanan terhadap masyarakat. Kira-kira sejak 2007 lalu, membuka layanan pengaduan atau laporan dari masyarakat melalui SMS dengan kode akses 1120.
Selain itu juga telah dilaksanakan sistem online untuk pelayanan di bidang Lalu Lintas. Polda Jatim memiliki website di http://www.jatim.polri.go.id, untuk bisa melayani masyarakat melalui internet. Hingga kini masih terus dikembangkan agar dapat secara maksimal melayani masyarakat.
Bahkan Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polda Jatim sudah banyak memanfaatkan fasilitas website ini dan sangat bermanfaat dalam menangani kasus-kasus yang sedang terjadi dan lebih mudah dalam memantau setiap perkembangan kasus atau laporan, baik laporan dari masyarakat maupun laporan internal untuk Polda Jatim sendiri.
Bukan hanya penanganan kasus kejahatan semata, tapi juga termasuk laporan terkait lalu lintas, intelijen, tindak pidana ringan (tipiring) di masyarakat, pengamanan untuk pemilu, termasuk laporan bencana alam. Masyarakat juga bisa menyampaikan uneg-uneg atau opini mengenai perilaku dan layanan dari aparat kepolisian melalui email atau website .
Indonesia perlu menciptakan suatu lingkungan legislasi dan peraturan perundang-undangan.Upaya ini mencakup perumusan produk-produk hukum baru di bidang telematika (cyber law) yang mengatur keabsahan dokumen elektronik, tanda tangan digital, pembayaran secara elektronik, otoritas sertifikasi, kerahasiaan, dan keamanan pemakai layanan pemakai layanan jaringan informasi.
Di samping itu, diperlukan pula penyesuaian berbagai peraturan perundang-undangan yang telah ada, seperti mengatur HKI, perpajakan dan bea cukai, persaingan usaha, perlindungan konsumen, tindakan pidana, dan penyelesaian sengketa. Pembaruan perauran perundang-udangan tersebut dibutuhkan untuk memberikan arah yang jelas, transparan, objektif, tidak diskriminatif, proporsional, fleksibel, serta selaras dengan dunia internasional dan tidak bias pada teknologi tertentu.
Pembaruan itu juga diperlukan untuk membentuk ketahanan dalam menghadapi berbagai bentuk ancaman dan kejahatan baru yang timbul sejalan dengan perkembangan telematika.
3. Layanan Context Aware dan Event-Based
Di dalam ilmu komputer menyatakan bahwa perangkat komputer memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalam perangkat. Gagasan inilah yang diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness.
Context-awareness adalah kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user.
Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan rapat, maka context-aware mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan rapat dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang tidak penting. Dan untuk saat ini, konteks location awareness dan activity recognition yang merupakan bagian dari context-awareness menjadi pembahasan utama di bidang penelitian ilmu komputer.
:: Sumber ::
http://imammulya21.wordpress.com/2009/11/17/layanan-telematika/
Cara Kerja TouchScreen Pada HP
Touchscreen dibagi mnjadi 4 jenis yaitu resistive, capacitive, surface acoustic wave system dan multi touchscreen.
1. Resistive Screen
Sistem resistif layarnya dilapisi oleh lapisan tipis berwarna metalik yang bersifat konduktif dan resistif terhadap sinyal-sinyal listrik. Maksud dari lapisan yang bersifat konduktif adalah lapisan yang bersifat mudah menghantarkan sinyal listrik, sedangkan lapisan resistif adalah lapisan yang menahan arus listrik.
Kedua lapisan ini dipisahkan oleh sebuah bintik-bintik transparan pemisah, sehingga lapisan ini pasti terpisah satu sama lain dalam keadaan normal. Pada lapisan konduktif tersebut juga mengalir arus listrik yang bertugas sebagai arus referensi.
2. Capacitive Screen
Sistem kapasitif memiliki sebuah lapisan pembungkus yang merupakan kunci dari cara kerjanya, yaitu pembungkus yang bersifat capasitive pada seluruh permukaannya. Panel touchscreen ini dilengkapi dengan sebuah lapisan pembungkus berbahan indium tinoxide yang dapat meneruskan arus listrik secara kontiniu untuk kemudian ditujukan ke sensornya.
Lapisan ini dapat memanfaatkan sifat capacitive dari tangan atau tubuh manusia, maka dari itu lapisan ini dipekerjakan sebagai sensor sentuhan dalam touchscreen jenis ini. Ketika lapisan berada dalam status normal (tanpa ada sentuhan tangan), sensor akan mengingat sebuah nilai arus listrik yang dijadikan referensi.
3. Surface Acoustic Wave System
Teknologi touchscreen ini memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi kejadian di permukaan layarnya. Di dalam monitor touchscreen ini terdapat dua tranduser, pengirim dan penerima sinyal ultrasonik.
Selain itu dilengkapi juga dengan sebuah reflektor yang berfungsi sebagai pencegah agar gelombang ultrasonic tetap berada pada area layar monitor.
Kedua tranduser ini dipasang dalam keempat sisi, dua vertikal dan dua horizontal. Ketika panel touchscreen-nya tersentuh, ada bagian dari gelombang tersebut yang diserap oleh sentuhan tersebut, misalnya terhalang oleh tangan, stylus, tuts, dan banyak lagi. Sentuhan tadi telah membuat perubahan dalam bentuk gelombang yang dipancarkan.
4. Multi Touchscreen
Multi layar sentuh adalah pengembangan dari teknologi layar sentuh yang sudah ada. Dari arti kata “multi” yang berarti banyak, sudah terlihat bahwa keunggulan layar sentuh ini dapat disentuh oleh lebih dari satu jari. Layar multi sentuh ini mampu disentuh oleh puluhan jari dari orang yang berbeda-beda secara bersamaan.
Layar multi sentuh ini dapat digunakan untuk membesarkan, mengecilkan, mengubah posisi, dan memindahkan posisi objek pada layar monitor seperti foto atau games.
Layar multi sentuh ini biasa digunakan pada handphone, komputer, MP3 player, dan sebagainya.
:: Source ::
http://www.tahukahkamu.com/2011/02/beginilah-cara-kerja-touchscreen-layar.html