Dalam Bahasa Indonesia, kita mengenal satuan bahasa seperti kata, frase, kalimat, dan lain-lain. Kalimat dalam bahasa Indonesia memiliki struktur berbeda-beda sesuai dengan jenis kalimatnya. Kalimat merupakan kumpulan kata dalam wujud lisan atau tulisan yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau pendapat kepada orang lain. Suatu kalimat bisa terdiri dari beberapa unsur seperti subyek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Keberadaan unsur-unsur ini dalam sebuah kalimat ini lah yang menyebabkan perbedaan struktur tiap kalimat.
Untuk dapat disebut sebagai kalimat sempurna, dalam sebuah kalimat minimal harus memiliki subyek dan predikat.
Disebut subyek jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Merupakan jawaban atas pertanyaan “apa” atau “siapa” kepada predikat.
2. Biasanya diikuti dengan kata “itu”,”ini”, dan “yang” (sebagai pembatas antara subyek dan predikat).
Disebut predikat jika memenuhi ciri-ciri berikut :
1. Menimbulkan pertanyaan “apa” atau “siapa”.
2. Berupa kata “adalah” atau “ialah”.
3. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas seperti “telah, sudah, sedang, belum, akan”. Dapat diletakkan di depan verba atau adjektiva.
Disebut objek jika memenuhi ciri-ciri :
1. Berada setelah predikat.
2. Dapat menjadi subjek pada kalimat pasif.
3. Didahului dengan kata bahwa.
Predikat yang berupa verba intransitif (berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri pelengkap :
1. Terletak di belakang predikat.
2. Merupakan jawaban dari predikat untuk pertanyaan “apa”.
Sedangkan untuk ciri-ciri keterangan adalah dapat terletak dimana saja dalam kalimat.
PERBANDINGAN POLA KALIMAT
1. Kalimat Tunggal
Merupakan kalimat sederhana, yang biasanya tersusun atas unsur subyek dan predikat atau hanya berupa satu klausa saja.
2. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (subyek dan predikat) dan keduanya saling tergantung atau memiliki derajat yang sama.
Ciri-ciri :
a. Kedudukan pola kalimat sama derajatnya
b. Penggabungan disertai perubahan intonasi
c. Mengandung kata tugas atau penghubung sebagai pembeda kesetaraan.
d. Pola umum uraian jabatan kata :S-P+S-P.
Jenis majemuk setara :
a. Setara sejalan (menggunakan “dan”, “serta”, “lagipula”)
b. Setara memilih
c. Setara berlawanan
d. Setara menguatkan (misalnya “bahkan”)
e. Setara sebab akibat
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat yang terdiri atas dua atau lebih unsur inti namun salah satu bagian merupakan bagian yang lain atau memiliki derajat yang berbeda yang biasa disebut anak kalimat dan induk kalimat.
Disebut anak kalimat jika klausa tersebut dilekati oleh konjungsi dan disebut induk kalimat jika tidak dilekati konjungsi.
FRASE
Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
Sifat frase :
1. Merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
2. Merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa.
Macam-macam frase :
1. Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase ini terbagi menjadi 3 golongan yaitu :
a. Frase endosentrik koordinatif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, yang dapat dibuktikan dengan kemungkinan untuk menghubungkannya dengan kata penghubung.
b. Frase endosentrik atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara, sehingga tidak dapat dihubungkan dengan konjungsi.
c. Frase endosentrik apositif, yaitu frase yang atributnya berupa aposisi atau keterangan tambahan.
2. Frase eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.
3. Frase nominal, frase verbal, frase bilangan, frase keterangan
a. Frase nominal, yaitu frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.
b. Frase verbal, yaitu frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.
c. Frase bilangan, yaitu frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
d. Frase keterangan, yaitu frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata keterangan.
e. Frase depan, yaitu frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai aksinnya.
4. frase ambigu adalah kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda tersebut dinamakan ambigu.
KLAUSA
Adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek dan keterangan sera memiliki potensi untuk menjadi kalimat. Unsur intinya adalah subjek (S) dan predikat (P).
Klausa digolongkan berdasarkan :
1. unsur intinya
2. ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat.
3. Kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat.
STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA
Label:
Tugas Portofolio
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
luamayan cantik yang abloud nya
Posting Komentar